Viral Poster JK-Anies 2019: Pribumi, Agamis, Merakyat

DISKUSI: Poster JK-Anies 2019 - Sebuah poster bergambar Jusuf Kalla dan Anies Baswedan yang dihiasi tulisan "JK-Anies 2019: Pribumi, Agamis, Merakyat" tengah viral media sosial.
Poster JK-Anis 2019

Beredarnya poster tesebut tidak lepas dari rumor bahwa Jusuf Kalla (JK) akan bersanding dengan Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Baca jugaPilpres 2019: PDIP Resmi Usung Jokowi Jadi Capres

Saat dimintai tanggapannya oleh awak media di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/2), Anies enggan berkomentar. Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu hanya melempar senyum dan tidak memberikan berkomentar apa-apa terkait beredarnya poster tersebut.

Viral Poster JK-Anies 2019
Poster JK-Aneis 2019 viral beredar di media sosial (Foto: Twitter)
Poster JK-Anies 2019 itu tengah ramai diperbincangkan netizen. Bahkan poster tersebut juga diunggah oleh seorang dosen Universitas Indonesia, Ade Armando. Dalam caption-nya, Ade berharap poster itu cuma kabar bohong alias hoax, karena menyinggung soal 'Pribumi.'

"Mudah2an ini hoax. Buat saya,  yg masalah bukan soal kandidatnya. Yg bikin eneg baca ada kata 'Pribumi' sebagai jualan politik. Disgusting!" posting Ade seperti dikutip Netralnews dari akun Facebook-nya, Jumat (23/2).

Baca jugaGara-gara Tutup Jalan, Anies Baswedan Dilaporkan ke Polisi

Pengamat Prediksi Akan Ada 3 Capres di 2019

Anies Antar Wapres JK yang akan berkunjung ke Jepang
Senin (19/2) Anies terlihat mengantar Wapres JK yang akan berkunjung ke Jepang. (Foto: Detikcom)
Terkait beredarnya poster JK-Anies 2019 itu, pengamat politik asal Indonesia Public Institute Jerry Massie mengungkapkan, isu pencalonan Jusuf Kalla dan Anies Baswedan dalam Pilpres 2019 mendatang sengaja dimainkan oleh kelompok tertentu guna meraih simpati masyarakat.

“Memang sudah bisa ditebak hubungan JK dan Anies bisa dikata mesra. Untuk JK sih monggo saja. Bagi saya wajar-wajar saja jika keduanya disandingkan,” jelasnya kepada RMOL, Jumat (23/2).

Lebih lanjut, Jerry memprediksi, jika JK-Anies ditandemkan maka akan ada 3 Capres di Pilpres 2019, sesuai Presidential Threshold 20 persen kursi DPR dan 25 persen suara nasional.

“Pasti Gerindra tetap ngotot mengusung Prabowo,” lanjutnya.

Menurut Jerry, tanda-tanda bahwa Anies akan dimajukan dalam Pilpres 2019 mendatang sudah terlihat jelas. Hal itu terlihat dari antitesa yang terus dilakukan di Jakarta agar brandingnya naik. Misalnya, dengan melabrak semua program Ahok lalu.

“Belum lagi nama dia mulai diangkat sejumlah lembaga survei. Memang 60 persen keduanya bisa ditandemkan untuk menyaingi Jokowi nanti. Dan ini kerugian ke Prabowo tentunya. Bisa jadi PKS dan Gerindra pecah kongsi,” pungkasnya.

Baca jugaKawal Kepulangan Rizieq Shihab, Seorang Polisi Meninggal

Pakar Hukum: Jika Anies Maju, Sah Secara Konstitusi

Anies berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum bertolak ke Jepang
Anies berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum bertolak ke Jepang (Foto: Detikcom)
Terkait beredarnya poster JK-Anies 2019 tersebut, pakar hukum tata negara Margarito Kamis menilai, duet tersebut berpeluang terjadi apabila mereka bersepakat maju dan ada partai politik yang mau mengusung.

"Kalau orang dua itu bersepakat, lalu ada partai yang mencalonkan, ya sah-sah saja secara konstitusi, tidak ada yang aneh dari situ," ungkapnya kepada ditanya wartawan, Jumat (23/2).

Menurut Margarito, konstitusi memberikan kesempatan kepada semua warga negara untuk maju menjadi pemimpin.

"Semua warga negara mempunyai hak menjadi presiden. Dari sudut pandang konsistusi, tidak ada yang salah dan tidak," jelasnya.

Lebih jauh, Margarito berpendapat, meski Anies masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta sampai 2022, tidak salah jika ia meletakkan jabatannya untuk maju di Pilpres 2019.

Hal itu, dicontohkan Margarito, pernah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat maju di Pilpres 2014. Ketika itu, Jokowi masih berstatus sebagai gubernur DKI Jakarta yang didampingi Basuki Tjahaja Purnama, selaku wakil gubernur.

"Itu biasa dalam politik. Pak Jokowi dulu begitu. Ikuti cara Pak Jokowi itu," tuturnya.

*(Netralnews/RMOL/Tribunnews/RTh)

Bagaimana pendapat rekan-rekan Dawai?

Cari Artikel